Blog

Begrijpen en Behandelen van Lichen Simplex Chronicus - Een Overzicht van Huidziekten

What Causes Lichen Simplex Chronicus?

Current findings suggest that both emotional and environmental variables contribute to Lichen Simplex Chronicus.

Itching is a physical manifestation of the psychological anguish associated with:

  • Anxiety Disorders
  • Depressive Disorders
  • Obsessive-Compulsive Disorder

According to studies, scratching can be used as a mental diversion. This confluence of psychological, emotional, and physical elements may cause someone to experience the itch-scratch cycle repeatedly.

In terms of environmental causes, the following can all contribute to itchy skin:

  • hot weather
  • perspiration
  • dry air
  • detergents
  • scented items may irritate the skin

Neurodermatitis

Neurodermatitis adalah penyakit kulit yang ditandai dengan bercak kulit disertai gatal yang berat dan makin parah ketika digaruk. Bercak pada neurodermatitis umumnya muncul di leher, pergelangan tangan, lengan, paha, atau pergelangan kaki. Neurodermatitis atau lichen simplex chronicus tidak berbahaya dan tidak menular. Akan tetapi, gatal akibat penyakit ini dapat memburuk saat penderita sedang beristirahat. Hal ini bisa mengganggu aktivitas dan menurunkan kualitas hidup penderita. Penanganan neurodermatitis bertujuan untuk mengurangi keinginan penderita untuk menggaruk area kulit yang gatal sehingga kondisi ini tidak memburuk.

  • Pakaian yang ketat
  • Gigitan serangga
  • Cedera saraf
  • Kulit kering
  • Keringat
  • Cuaca panas
  • Polusi
  • Eksim
  • Psosiaris
  • Reaksi alergi

Neurodermatitis jarang terjadi pada anak-anak. Sebaliknya, neurodermatitis lebih sering dialami oleh orang dengan faktor berikut ini:

  • Berjenis kelamin wanita
  • Berusia 30–50 tahun
  • Menderita stres, gangguan kecemasan, atau obsessive compulsive disorder (OCD)
  • Memiliki keluarga dengan riwayat dermatitis, eksim, atau psoriasis

Scalp dysaesthesia and lichen simplex chronicus: diagnostic and therapeutic update with literature review

This is an open access article under the terms of the http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ License, which permits use, distribution and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.

Scalp dysaesthesia, considered a variant of the cutaneous dysaesthesia syndrome, is characterized by chronic sensory symptoms, including pruritus, pain, burning and stinging in a well‐defined location, without objective findings. Its aetiology is not well elucidated and treatment options are limited, thus it can be challenging and frustrating for both patient and physician. It can be associated with lichen simplex chronicus. In this paper, we review the literature on the pathogenetic factors, diagnostic methods and therapeutic options in the management of scalp dysaesthesia. Dissociation, cervical spine disease and muscle tension seem to be the most important pathogenetic factors. Trichoscopy, reflectance confocal microscopy and biopsy are all helpful for the diagnosis of the disease. Therapies include high‐potency topical or intralesional corticosteroids, capsaicin and topical anaesthetics, sedative antihistamines, tricyclic antidepressants, transcutaneous electric nerve stimulation, botulinum toxin and vitamin B12.

Pengobatan Neurodermatitis

Pengobatan neurodermatitis bertujuan untuk meredakan gejala, mencegah penderita untuk menggaruk bercak gatal, dan menangani penyebabnya. Untuk membantu meredakan gejala, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah, yaitu:

  • Jangan menggosok dan menggaruk kulit yang gatal.
  • Lindungi area kulit yang gatal menggunakan perban steril untuk mencegah goresan karena tidak sengaja menggaruk kulit saat tidur.
  • Beri kompres dingin pada bercak untuk mengurangi gatal.
  • Oleskan krim antigatal yang dapat dibeli di apotek.
  • Gunting kuku agar tetap pendek untuk mencegah kulit rusak lebih parah saat menggaruk.
  • Mandi dengan air hangat, tetapi jangan terlalu lama.
  • Lembapkan kulit, terutama area yang gatal, dengan losion yang tidak mengandung pewangi atau pewarna.
  • Hindari hal-hal yang bisa memicu neurodermatitis, seperti cemas, stres, atau pakaian yang terlalu ketat.

Jika upaya di atas belum dapat meredakan gejala, dokter akan meresepkan obat-obatan, seperti:

  • Krim antigatal
    Krim kortikosteroid dapat digunakan untuk mengurangi peradangan dan gatal pada kulit. Jika krim kostikosteroid tidak efektif, dokter dapat memberikan obat antigatal nonsteroid. Untuk menangani neurodermatitis pada vulva, salep tacrolimus juga dapat membantu meredakan gejala.
  • Obat antihistamin
    Antihistamin berfungsi untuk meredakan gatal dan membantu penderita agar bisa tidur lelap.
  • Kortikosteroid suntik
    Dokter dapat menyuntikkan kortikosteroid langsung pada kulit yang terkena neurodermatitis untuk membantu proses penyembuhan.
  • Obat penenangdan antidepresan
    Obat anticemas dan antidepresan dapat diberikan untuk mengurangi cemas dan stres pada pasien. Obat ini diutamakan pada pasien yang mengalami gangguan kecemasan atau depresi. Antidepresan tertentu (doxepine) juga dapat diberikan sebagai obat oles untuk mengatasi gatal pada neurodermatitis.

Voor 16:00 besteld: dezelfde dag verzonden
Gratis verzending vanaf € 75
Klantenservice met jaren ervaring
Gratis sample bij je bestelling!